Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Hakekat Kerja dalam Bhagawadgita

Untuk mencapai tujuan hidup maka kerja yang menjadi sarana dalam pencapaian tujuan tersebut. Hanya dengan kerjalah seseorang dapat mencapai kebebasan , tanpa kerja seseorang tidak akan memperoleh kebebasan. Hal ini sesuai dengan isi kitab Bhagawadgita yaitu: Disebutkan dalam Bhagawadgita (III-4) Na karmaam anarambhan naiskarmyam puruso snute, na ca samny asanad ewa siddhim samadhigacchati. Artinya ; Tanpa kerja orang tidak akan mencapai kebebasan  pun juga ia tidak akan mencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja Disebutkan dalam Bhagawadgita (III-5) Nahi kasciti ksanam api jatu tisthati akarmakrit, karyate hy awasah karma sarwah prakritijair gunaih. Artinya: Walaupun untuk sesaat jua tidak seorang pun tidak berbuat, karena setiap manusia dibuat tidak berdaya oleh hukum alam yang memaksamya bertindak. Disebutkan dalam Bhagawadgita (III-17) Yastwatmaratir ewa syad atma triptas ca Manawa, atmany ewa ca santusta ...

Hubungan Antara Kesenian dan Agama

            Einstein menyatakan bahwa antara agama, seni dan ilmu memiliki keterkaitan dalam membangun hidup dan kehidupan manusia secara utuh. Agama mengarahkan hidup manusia, seni menghaluskan hidup, dan ilmu bertujuan memudahkan hidup manusia. Ketiga hal ini merupakan landasan budaya bagi setiap masyarakat yang religius atau mendasarkan dirinya pada nilai-nilai agama. Hal ini sejalan dengan definisi kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh Koentjaraningrat (2002:9) bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kebudayaan memang merupakan sesuatu hal yang kompleks sehingga terlalu sulit untuk didefinisikan, bahkan beberapa orang mengidentikkan antara kebudayaan dan kesenian. Dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, antara agama dan kesenian atau seringkali dikatakan dengan kebudayaannya sangat sulit untuk dibedakan...

Bhagawadgita Hubungannya Dengan Peningkatan Moral

Dalam kehidupan sehari-hari dalam tayangan TV ataupun media cetak banyak menayangkan peristiwa-peristiwa berbagai tindak kriminalitas dan amoral seperti pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, narkoba, fornografi, fornoaksi dan sejenisnya. Peristiwa tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Agama dan standar Moralitas atau nilai-nilai budhi pekerti dan norma-norma pada umumnya. Menghadapi situasi yang demikian, maka peranan pendidikan Agama sangat menentukan.  Dalam hal ini, dasar-dasar moralitas sebagai panduan perbuatan sesuai dengan kitab suci mutlak diperlukan.  Bhagawadgita yang merupakan kitab suci Agama Hindu mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan moral manusia di kehidupan. K itab Bhagavadgita ini terdiri atas 18 bab dan 700 seloka, tetapi pada intinya mengandung lima tema ajaran, yaitu tentang (1) Brahman (Tuhan), (2) Atman (hidup), (3) Prakrti (material), (4) Kala (waktu), dan (5) Karma (perbuatan). Brahman dijelaskan sebagai kenyataan utama, sat...

Konsep Kepemimpinan Hindu

Kepemimpinan dan kredibilitas tergantung pada hati, bukan hanya otak. Kedua hal tersebut seharusnya ada pada setiap pemimpin bangsa ini, punya intelektualitas yang cerdas dan juga punya hati yang ikhlas untuk memimpin bangsa ini lepas dari berbagai permasalahan yang semakin kompleks. Dengan penyatuan dua hal tersebut tentunya akan mampu membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia menuju kesejakteraan umum, kecerdasan bangsa, dan keadilan sosial sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang termaktub dalam pembu kaan UUD 1945. Konsep atau ajaran kepemimpinan tidaklah hanya berguna bagi pemimpin atau calon pemimpin, tetapi berguna bagi setiap orang termasuk pula menjadi anggota yang dipimpin. Dengan mengerti kepemimpinan kita memahami bagaimana seharusnya seorang pemimpin berbuat demikian pula bagaimana seharusnya seorang anggota patuh pada pemimpinnya.   Di dalam ajaran Agama Hindu terdapat nilai-nilai kepemimpinan ...

Astangga Yoga dalam Gerak Tubuh

Yoga memiliki delapan komponen yang dikenal dengan istilah astangga yoga. Delapan komponen itu adalah: yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana, dan samadhi. Di dalam yogasutra adhyaya II sloka 29, menyebutkan: “ Yama niyamasana asanas pranayama pratyahara dharana dhyana samadhys stavanggani” Yang artinya:  yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana, dan samadhi, inilah semua delapan bagian ajaran yoga . Delapan tahap ajaran yoga ini, merupakan tangga untuk mengendalikan diri dan sekaligus merupakan aspek etika dalam ajaran yoga. Di bawah ini diuraikan masing-masing bagian astangga yoga tersebut, yaitu: 1.       Yama Yama adalah pengendalian diri tahap pertama atau awal dan menampakkan pengendalian diri. Pada tahap ini latihan diawali dengan tingkah laku yang penuh cinta kasih (ahimsa/ tidak menyakiti). Tujuan dari tahap ini adalah melatih menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta kasih seseorang se...